LATAR BELAKANG
Jakarta suatu kota yang metropolitan yang mengeliat menuju kota megapolitan. Menghipnotis setiap insane untuk menggapainya. Walaupun istilah megapolitan dan tujuan menjadi tidak jelas. Apa yang dimaksud megapolitan hanya tempat penuh sesak dengan persaingan dan ketidakpedulian. Menggerus warganya dalam kapitalisme penguasa dan hedonisme sebagai pelarian.
Selain sebagai pusat pemerintahan, budaya, pendidikan, ekonomi atau apalah sebutannya. Dinamika kaum ‘urban’ istilah bagi penduduk perkotaan, patut disimak.
Berkutat dengan pekerjaan bagai ’romusha’ tidak hanya dialami oleh kaum margin namun juga kalangan atas lengkap dengan atribut kemewahan yang menyilaukan.
Manusia secara alamiah merasa nyaman bila berada dalam komunitas yang memiliki kesamaan dengan diri mereka. Selain komunitas seniman jalanan, komunitas pengendara motor atau bikers, komunitas pelestari kota tua dan sebagainya. Terdapat pula beberapa komunitas yang menyimpang namun tidak dapat dipungkiri berkembang pesat. Salah satunya komunitas homoseksual.
Homoseksual atau gay, penyimpangan seksual yang menyebabkan seseorang menyebabkan seseorang menyukai sesama jenis. Hal ini awalnya dianggap sebagai suatu penyakit, mulai dianggap sebagai sesuatu yang normal karena pada hakikatnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk menyukai baik laki – laki maupun perempuan, tergantung factor eksternal maupun pilihan hidup yang mereka pilih.
Dahulu homoesksual dianggap sebagai sesuatu yang tabu dan tak bermoral. Namun seiring dengan berjalannya waktu, komunitas ini mulai terbuka bahkan dapat ditemukan diberbagai kalangan. Bahkan terdapat beberapa Negara yang melegalkan pernikahan sejenis.
Kaum homoseksual konon telah ada sejak zaman para nabi. Dalam Al-Quran, kitab suci umat Islam, dikisahkan cerita kaum nabi Luth yang diazab Tuhan karena menyukai sesama jenis. Dapat dikatakan homoseksual ialah salah satu penyimpangan tertua dalam peradaban manusia sehingga sulit dipastikan asal muasalnya.
Pola didik dalam keluarga memberi andil yang besar dalam terbentuknya pribadi setiap individu. Dalam beberapa kasus homoseksual, pola asuh keluarga yang mengarahkan anak laki – laki mereka kearah kewanitaan atau sebaliknya.
Lingkungan sosial atau pergaulan juga mempengaruhi. Faktanya ada beberapa orang yang menjadi homoseksual karena pergaulan mereka. Penyimpangan ini biasa disebut ‘ influenza ‘ karena bisa menular tanpa disadari persis seperti flu.
Walaupun homoseksual bukanlah pelanggaran hokum pidana namun tetap meresahkan masyarakat. Dahulu homoseksual dianggap sebagai kutukan bahkan pembawa sial. Orang tersebut dapat diusir tidak hanya dari lingkungan namun juga keluarganya sendiri. Hal ini dapat dipahami karena sulit bagi pihak keluarga menerima kenyataan tersebut.
Seiring dengan perkembangan zaman kaum homoseksual mulai berani menunjukan eksistensi mereka. Tidak sedikit diantara mereka yang sukses dalam bidangnya masing – masing tanpa menutupi penyimpangan mereka.
Ironisnya terdapat orang – orang yang telah berkeluarga akhirnya memutuskan menjadi homoseksual dan meninggalkan anak istrinya.
Bidang pekerjaan yang digeluti oleh kaum homoseksual pun beragam, mulai dari mahasiswa, karyawan, hingga tokoh masyarakat.
Selain kemerosotan moral yang disebabkan oleh kaum homoseksual juga terdapat beberapa dampak lainnya, misalnya penyakit kelamin yang sangat mudah menyebar. Walaupun pergaulan bebas tidak hanya menjadi bagian kaum homoseksual namun juga masyarakat luas. Pergaulan bebas lebih mudah dilakukan oleh kaum homoseksual tanpa khawatir dicurigai ‘kumpul kebo’ oleh masyarakat. Mudah saja, siapa yang akan mencurigai dua orang laki – laki yang tinggal serumah atau tidur sekamar?, tidak ada bukan. Lagipula hibungan mereka tidak memiliki resiko kehamilan. Belum lagi didukung oleh fasilitas yang dibuat khusus bagi kaum ‘gay’, salah satunya club malam di Selatan Jakarta, sangat mudah diakses dan dekat dengan pusat kota. Selain mendapat hiburan, kaum homoseksual juga dapat berkumpul dengan komunitas mereka atau mencari pasangan baru.
Sebagai bagian dari mayarakat, kita tidak seharusnya menjauhi mereka atau menghakimi mereka. Dibalik segala sensasi yan dibuatnya, masyarakat tidak boleh menyamaratakan mereka begitu saja. Ada sebagian yang justru memberikan kontribusi bagi masyarakat, contohnya kaum homoseksual yang sukses dibidangnya dapat membuka lapangan pekerjaan.
Hal ini yang mendorong kami sebagai penulis untuk mengangkat tema homoseksual sebagai topic pembahasan. Dalam bab selanjutnya kami akan memaparkan beberapa kisah kaum homoseksual, tentang masalah mereka, keluarga, penerimaan diri mereka sendiri karena cukup sulit untuk menerima kenyataan sebagai tidak normal atau menyimpang dan tentunya bagaimana akhirnya mereka memilih menjadi homoseksual karena homoseksual bukan nasib melainkan pilihan.
PERMASALAHAN
Permasalahan yang ada di Jakarta dengan berkembangnya komunitas kaum homo di Jakarta adalah banyak dihadapi oleh kaum pria. Mereka resah dengan tingkah laku yang diperbuat oleh kaum homo itu. Seperti telah kita ketahui bahwa kaum homo itu suka dengan sesama jenisnya yaitu sama – sama lelaki. Mungkin perbuatan yang dilakukan oleh para kaum homo itu hanya melirik / melihat para lelaki yang ada disekitarnya, tetapi menurut para lelaki perbuatan yang dilakukan itu tidak biasa seperti melirik degan tatapan nafsu.
Kita juga tahu di Indonesia keberadaan komunitas kaum homo itu belum diakui keberadaannya oleh pemerintah Indonesia. Jadi pemerintah pun pasti melarang dan akan menyegel tempat yang menjadi sarang prostitusi dari komunitas kaum homo itu. Alasan pemerintah menyegel tempat itu karena pemerintah takut tempat itu akan meresahkan warga yang tinggal di daerah sekitarnya.
Dilihat dari segi keagamaan juga tidak diperbolehkan berkembangnya komunitas kaum homo itu, karena di dalam ajaran agama manapun telah diajarkan bahwa pada mulanya Tuhan memang menciptakan manusia itu sepasang yaitu laki – laki dan perempuan dan mereka itu diciptakan untuk bersatu dan menghasilkan keturunan. Denagan menggunakan logika apabila komunitas kaum homo itu bersatu bisa – bisa warga Negara Indonesia tidak akan berkembang cepat seperti sekarang dan lama – lama pasti berkurang dan akan habis.
Permasalahan lain mungkin juga dirasakan oleh para lelaki normal, merek akan susah untuk mencari teman karena mereka pasti takut kalu temannya itu ternyata homo. Mungkin lelaki normal dekat hanya sebagai teman tapi bagi lelaki yang tidak normal mungkin kedekatannya itu disalahartikan dan menganggap temannya itu juga homo. Masalah lain juga para lelaki normal akan takut untuk jalan berduaan dengan sesame lelaki, karena ia takut disangka homo oleh masyarakat disekitarnya yang melihat mereka berdua.
Masalah tidak hanya dirasakan oleh para lelaki tapi juga dirasakan oleh perempuan. Masalahnya adalah para perempuan menjadi susah untuk mencari pria gentle untuk dijjadikan pendamping hidupnya. Karena para perempuan akan menjadi waspada dengan semua pria kerena mereka takut kalau pacarnya itu tenyata memiliki dua kepribadian yaitu suka dengan dua jenis kelamin. Apabila benar seperti itu pasti para prempuan akan kecewa berat dan menjadi trauma dengan para pria yang ada disekitarnya.
Permasalahan yang timbul dilihat dari segi kesehatan yaitu akan cepat sekali penyakit menular di Indonesia. Penyakit menular itu disebarkan melalui cara berhubungan seks yang mereka lakukan. Selain penyakit menular timbul juga penyakit kejiwaan yang dialami oeh masing – masing kaum homo itu.
Mungkin awalnya mereka tidak menyadari kalau mereka itu homo tapi dari tingkah laku yang sering dilakukan lama – lama itu akan menjadi kebiasaan dan menjadi tekanan mental bagi orang yang telah tahu kalau dirinya itu tidak normal yaitu suka dengan sesama jenisnya.
KORBAN
Ada seorang lelaki normal, kita sebut saja dengan nama samaran garet. Garet mengaku ia pernah menjadi korban dari kalakuan kaum homo itu. Garet bekerja pada sebuah perusahaan travel di jawa barat, pertama kali ia bekerja ia bertemu dengan bos nya yang ternyata lelaki tidak normal ( homo ). Pertama kali ia bertemu bosnya, bos nya itu bersikap ramah sekali pada dia dan ia tidak memiliki pikiran yang buruk sangka pada bos nya itu. Bos nya itu memperlakukan dia lain dari para karyawan yang ada di kantornya. Setiap ia pulang bekerja bosnya selalu memberikan ia uang jajan dan itu tidak bos nya lakukan pada karyawan lain. Pada suatu ketika bos nya mengajak garet menginap di sebuah hotel dengan alas an ada meeting untuk kerjan, didalam kamar Garet sudah mersakan suatu keganjilan karena bos nya membelikan dia celana tidur dan menyuruh Garet untuk mengganti oakaiannya itu depan bos nya. Keganjilan yang Garet rasakan adalah ketika ia tigur, tangan dari bos nya memeluk dia karena Garet sadar akhirnya tangan bos nya ia pindahkan. Pada keesokan harinya saat ia pulang, karena bos nya tidak membawa mobil ia naik kendaraan umum yaitu ojek dan sang bos memilih untuk naik satu motor berdua dan ditengah jalan tiba – tiba si bos bertanya apakah Garet telah memiliki pacar?? Dan si bos berkata katanya apabila Garet telah memiliki pacar ia harus mesra seperti apa yang telah dilakukan si bos pada saat di ojegitu dan yang lebih mengagetkan Garet pada saat itu tangan dari bos nya Garet masuk kedalam alat kelaminnya Garet. Setelah kejadian itu Garet langsung keluar dari pekerjaannya itu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Komunitas Homoseksual sudah menjadi bagian dari dinamika kaum ‘Urban’ Jakarta. Suka atau tidak mereka ada di sekitar kita dan menjadi bagian diantara kita. Homoseksual bukanlah suatu penyakit menular tapi memang bisa menular. Homoseksual tidak menghalangi seseorang untuk berhasil di bidangnya masing-masing.
Dalam masyarakat modern saat ini, homoseksual tetap sulit untuk diterima masyarakat. Hal ini ternyata belum berubah walaupun zaman dan keterbukaan terus diserukan, bagi sebagian orang ini tetap menjadi momok yang memalukan dan tak pantas.
Pernikahan sejenis yang terjadi dikalangan homoseksual dimungkinkan karena adanya Negara-negara yang melegalkan pernikahan tersebut.
Homoseksual juga memberikan dampak sosial maupun kesehatan. Tidak bisa dipungkiri homoseksual memberi kesempatan lebih luas bagi penyebarluasan penyakit kelamin bahkan HIV/AIDS.
Prostitusi juga menjadi bagian yang terhindarkan karena terdapat beberapa orang homoseksual yang menjual diri untuk mendapatkan penhasilan.
Masyarakat harus menyikapi hal ini sebagai perbedaan yang tak perlu dibesar-besarkan. Yang dibutuhkan hanya kewaspadaan setiap individu agar terhindar dari dampak yang dapat ditimbulkan dari komunitas tersebut. Setiap orang berhak menentukan jalan hidupnya masing-masing, selama tidak merugikan orang lain. Tidak perlu mencibir atau mengucilkan orang yang bersangkutan karena hal ini malah memperburuk keadaan.